Kamis, 16 Januari 2014

puisi relegi suriyadi

Diri Dalam Diri

Oleh : suriyadi




Alam dizahirkan dalam kefanaan
Wujud mazasi keberadaan sang khalik
Tanda hidup tanda kuasa
Mencari tak mau diam diri
Selubungi tiap urat darah
Dalam daging

Ada apa diri ?
Apa yang kau cari ?
Siapa Aku ?
Siapa Kau ?

Diri diam sediam diamnya
bercermin diri  pula
Tak sepatah kalam dalam Ilmu-Nya
terbungkam terpana
Ini rahasia
Hanya Aku dan Kau
Diri dalam diri-Nya

Tamban, 19 desember 2011


\


















Di Perantauan

Oleh : suriyadi


Kemana pun berjalan
Di Langit di Bumi  di darat di  laut
Semua milik-Nya
Tak satu pun punya kita
Bahkan sehelai bulu ari
Kita tak punya

Kita sekarang di rantau orang
Dimana bumi di injak
Disitu langit di junjung

Hanya satu harapan dan tujuan
Menuju ridha- Nya

Patah
Oleh : suriyadi

Tanda di tampakkan pada insan
Bagi diri menata alam
Modal fikir di salurkan buat tatanan
Sungguh insan dilanda  cinta keduniaan
Terang pun dibuat kelam

Anak enggan bersimpuh pada yang melahirkan
Ibu hilang kesadaran kasih sayang
Ayah tak hiraukan pangan
Pejabat tak lagi merakyat
Rakyat ingin menjerat

Patah sudah di dapat
Sulit tuk merapat
Dalam satu ikat
Tamat













Di Ujung Malam
Oleh : Suriyadi

Saat imbiasul qalbi terjaga
Khatar pun tergerak
Lirih tak terdengar
Bahkan hewan tercengang

Tiupan angin hamper lenakan jasad
Bisikan makin dekat
Dekat sedekatnya tak terdinding
Goda tak bergeming

Oh, bangkit ambil tempat diperairan
Tuangkan kesejukannya malam ini
Lumpuhkan musuh dalam darah
Dan daging

Kepakkan mahabah pada-Nya
Sebelum sujud terakhirmu
Sujudlah di ujung malam ini
Tamban , 22 des. 2011


Lautan Asmara
Oleh : Suriyadi

Bagai air diujung paruh burung
Nyaris dan hamper tumpah pula
Itu jua di cinta mata insani
Se isi jagat bertarung bak pertempuran
Dahsyat rebutkan air itu

Pukul serang terjangan
Saling mematahkan
Saat fajar tersenyum
Hiruk pikuk lagi terdengar
Buka mata buka telinga buka mulut
Namun hati tertutup

Cukup lupakan semua
Sang perayu menggoda ajaknya
Sama celaka
Jika ada jua hidayah-Nya
Ketahuilah pilih lautan asmara
Hanya pada-Nya

Tamban, 22 des. 2011



Fatamorgana
Oleh : suriyadi

Atur diri detik ini
Bekal buat esok pagi
Saat sejengkal sinar
Luruhkan lautan peluh

Atur diri detik ini
Tempat istirahat sang musafir kelana
Lelah badan sepanjang perantauan
Di negeri orang

Atur diri detik ini
Saat tapamu telah berakhir
Aghyar mu tumbuh pula
Pada  semesta

Atur diri detik ini
Jalan mulai tak seimbang
Kadang kiri kadang kanan
Tanda tempuh makin dekat
Lihat pasir bak laut pula

Atur diri detik ini
Mungkin belum terlambat
Taubat, fikir dan zikir
Agar jalan sampai tujuan
Walau fatamorgana menghadang

Tamban 22 desember 2011




















Senja
Oleh : Suriyadi

Mata berkaca
Bening makin tak bertenaga
Meraba dunia
Makin tak bersahabat
Tinggalkan sinar dengan manja
Cahaya meredup pula

Puluhan ratusan bahkan ribuan tahun lewat jua
Uban menggeliat makin merangkak
Jangan kau lucuti ubanmu
Tanda tak menerima
Cahaya mulai menyelinap
Nyaris tak terlihat
Beradu di batasnya

Harap harap cemas menanti
Inginkan ia kembali muda
Tegak laksana perjaka
Maaf waktu terus berlari kencang
Tak peduli macam halang
Bahkan sedetik tak boleh singgah
Buat istirahat sejenak lepaskan penat

Mata mulai terkatup
Perlahan namun tak seperti ngantuk
Ia ingin tidur, ah, tapi bukan
Hamper lupa
Usiaku memang senja
Pun dunia

Tamban 22 desember 2011


6 komentar:

  1. mohon komentar anda tentang puisi saya

    BalasHapus
  2. Mantap...teruskan pa waktu terus berkalan,sebelum waktu yang menyetop kita.

    BalasHapus
  3. umur berkurang usia bertambah mg kita bisa mengisinya dengan kebaikan disetiap detiknya

    BalasHapus
  4. Puisi yg menyentuh

    Mg banyak lg karyanya

    BalasHapus
  5. Puisinya sangat kaya akan makna,dan sangat cocok sebagai referensi bagi saya terutama sabagai pelajar

    BalasHapus